Sistem Finansial AS Butuh USD 2 Triliun
Atasi Krisis, Amerika Cari Dana ke Teluk
Jumat, 21 November 2008 – 13:44 WIB
Padahal, lanjut Miller, delapan institusi itu butuh dana sekitar USD 1 triliun-USD 1,2 triliun untuk menjadikan neraca keuangan mereka lebih solid dan bisa mengucurkan kredit kembali. Itu karena ketergantungan pada dana jangka pendek meski aset mereka tidak likuid.
Baca Juga:
Sejak musim panas 2007, Wall Street terus terpukul oleh gejolak di pasar utang. Hal itu dimulai dari kredit macet properti dan akhirnya berkembang menjadi krisis kredit. Itu menyebabkan perlambatan ekonomi di seluruh dunia.
Miller menyebut, bagian terbesar dana itu akan berasal dari pemerintah AS. Menurut dia, pemerintah AS perlu mengambil langkah awal untuk memulai proses itu. Lalu, modal dan pendapatan sektor swasta bisa menuntaskan.
''Makin cepat pemerintah bertindak, akan makin cepat sistem finansial bisa mengatasi masalah sekarang dan mulai mengucurkan kredit lagi bagi perekonomian,'' ujarnya.
NEW YORK - Langkah pemerintah AS menyiapkan bailout USD 700 miliar diperkirakan belum bisa meredam dampak krisis finansial global. Analis memprediksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya