Sistem Ini Efektif Melacak Pelaku Perembesan Gula Rafinasi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Yamin Rahman menyatakan dukungannya terhadap rencana penerapan sistem lelang online penjualan gula rafinasi yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2017 mendatang. Sebab dengan menggunakan sistem ini maka secara efektif akan dapat melacak pelaku perembesan.
“Selama ini produsen gula rafinasi dituding melakukan perembesan sehingga merugikan gula petani. Nah, dengan sistem lelang ini bisa dilacak siapa pelaku perembesannya,” kata Yamin di Jakarta, Rabu (20/9).
Yamin mengatakan, bisa saja pelakunya nanti ditemukan lewat sistem online tersebut. “Bisa jadi pelakunya adalah pihak pembeli yang melepas sebagian gula yang dibelinya di pasar konsumsi,” beber Yamin.
Hanya saja, Yamin mengatakan, pada tahap awal lelang memang muncul kekhawatiran karena lebih tertuju pada pola yang selama ini membeli gula rafinasi langsung ke pabrik menjadi melalui proses administrasi. Pembeli harus mengikuti barcode sistem bahkan melibatkan Sucofindo. “Tapi sistem ini justru positif bagi seluruh stakeholders gula, transparan, dan tidak abu-abu termasuk soal pajaknya,” kata Yamin berpendapat.
Karena itu, Yamin menilai kebijakan pemerintah soal lelang gula ini sangat pro terhadap ekonomi kerakyatan. Sebab, Yamin menegaskan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta supaya usaha kecil menengah (UKM) lebih diprioritaskan. “Pak Menteri Perdagangan meminta proses lelang memprioritaskan transaksi untuk UKM,” jelasnya.
Seperti diketahui, selama ini produsen gula rafinasi kesulitan untuk bertransaksi dengan UKM karena skala permintaannya terlalu kecil. Namun dengan sistem lelang, sepanjang UKM tersebut terdaftar sebagai member PT PKJ, kebutuhan UKM dapat terpenuhi. Pada sistem lelang, para UKM dimungkinkan melakukan pembelian satu ton gula rafinasi. Sistem itu sudah diujicobakan dan terjual sebanyak 400 ton.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Bachrul Chairi mengatakan uji coba sudah dimanfaatkan oleh industri kecil dan menengah (IKM). Mereka membeli GKR senilai Rp 8.600 per kilogram, lebih murah dari harga eceran yang selama ini mereka dapatkan Rp 12.500 per kilogram.
Asosiasi Industri Kecil dan Menengah Agro (AIKMA) mengaku siap mengikuti lelang gula rafinasi yang akan dilakukan pada 1 Oktober mendatang. Ketua AIKMA Jawa Barat Suyono mengatakan asosiasi siap untuk menyerap 70.000 ton gula rafinasi. “Kami sudah siap semua lahir batin persyaratannya," katanya.(boy/jpnn)
Wakil Ketua AGRI Yamin Rahman menyatakan dukungannya terhadap penerapan sistem lelang online penjualan gula rafinasi yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2017
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bukan Karena TikTok, Pedagang di Tanah Abang Sepi Pengunjung Lantaran Ogah Jualan ke Online?
- MAKI Soroti Wacana Revisi Permendag yang Berpotensi Rugikan Negara Rp 1,5 Triliun
- Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Pak Rektor Bereaksi Begini
- Acer Meluncurkan Laptop Ramah Lingkungan dengan Performa Terbaik, Ini Spesifikasinya
- Tips Maksimalkan Penjualan Online saat Natal dan Tahun Baru
- Terpuruk Karena Pandemi, 2 UMKM di Bali Ini Berhasil Bangkit Berkat Go Digital