Sistem Keamanan Siber Indonesia Memang Lemah, Wajar Diretas Hacker China
jpnn.com, JAKARTA - CEO perusahaan yang bergerak dibidang IT Security, menilai sistem keamanan siber Indonesia memang lemah.
Oleh karena itu, dia tak heran dengan laporan media internasional, The Record yang menyebut para hacker China telah membobol sepuluh sistem jaringan internal kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN).
"Sistem keamanan siber nasional kita lemah. Index cyber security kita makanya kurang baik," kata dia kepada JPNN.com, Selasa (14/9).
menyarankan pemerintah perlu menata ulang kembali keamanan siber dan data Indonesia. Hal itu untuk mencegah kebocoran data dan peretasan kembali terjadi di masa yang akan datang.
Di sisi lain, juga meminta pemerintah tidak tutup telinga mengenai laporan adanya peretas dari China yang membobol sepuluh sistem jaringan internal kementerian dan lembaga Indonesia itu. Heru mendesak otoritas terkait mengambil sikap.
"Jangan kemudian dibantah dan kejadian menguap tanpa ada pembelajaran yang bisa dipetik. Informasi soal penerobosan jaringan kementerian/lembaga jangan dianggap remeh. Perlu diselidiki dan secepat mungkin ditambal lubang masuknya peretas," tegas dia.
Kabar tidak sedap muncul dari media internasional, The Record, yang menyebut para peretas China telah membobol sepuluh sistem jaringan internal kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN).
Hal itu diungkapkan oleh sekelompok peneliti keamanan internet milik The Record, Inskt Group.
Pakar siber dan teknologi menilai sistem keamanan siber Indonesia memang lemah sehingga mudah diretas hacker China.
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Rapat Bareng Herindra, Yoyok Komisi I Minta BIN Tak Berpolitik di Pilkada 2024
- Yoyok NasDem Minta BIN Melaksanakan Tugasnya Bekerja Profesional di Pilkada
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Siemens dan RAD-AID International Hadirkan Pelatihan Khusus Kedokteran Nuklir di Indonesia