Sistem Noken Berpeluang Tentukan Hasil Pilpres 2019

Sistem Noken Berpeluang Tentukan Hasil Pilpres 2019
Komarudin Watubun. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

Artinya, kalau Presiden Joko Widodo kembali head to head dengan Prabowo Subianto, selisih perolehan keduanya sangat mungkin menjadi lebih kecil dari  6,3 persen seperti pada 2014. 

Kalau keadaaan seperti itu yang terjadi, maka biasanya daerah yang tidak diperhitungkan justru yang menjadi penentu.

Amerika Serikat (AS), negara yang menjadi kiblat demokrasi sedunia, pernah mengalami hal tersebut.

Pada 2000 lalu terjadi pertarungan paling ketat dalam sejarah Pilpres AS antara calon Partai Republik George W. Bush melawan kandidat Partai Demokrat Al Gore.

Walaupun dalam polling sebelumnya George W. Bush dinilai akan memimpin dengan selisih yang lumayan jauh, ternyata kemenangan harus ditentukan oleh hanya satu negara bagian, yaitu Florida. 

Perhitungan di Florida pun berlangsung ketat. Pengadilan di negara bagian itu memutuskan George Bush sebagai pemenang dengan selisih hanya 537 suara.

Al Gore pun melawan. Mahkamah Agung negara bagian Florida mengabulkan permohonan Al Gore agar 70 ribu lembar kertas suara dihitung ulang secara manual. 

Gantian pihak George Bush yang tidak menerima keputusan itu.  Akhirnya, Mahkamah Agung Amerika Serikat memenangkan George Bush, yaitu dengan menyatakan perhitungan ulang suara itu tidak konstitusional.

Daerah-daerah luar Jawa, termasuk Provinsi Papua, biasanya kurang diperhitungkan dalam perencanaan pemenangan pemilu Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News