Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Lebih Berdimensi Politik Masa Depan
“Kalau itu berdimensi masa lalu, sudah kita alami. Justru terbuka itu adalah titik balik dari yang lalu," ujarnya.
Ray menjelaskan argumen penguat sistem proporsional terbuka yang berhubungan dengan masa depan yakni keberadaan dan perkembangan media sosial.
"Kita ini hidup di era teknologi, di mana era media sosial menjadi perangkat yang paling utama dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan di media sosial itu politik juga diatur. Sudah banyak keputusan-keputusan politik itu berdasarkan media sosial," ungkapnya.
Menurut Ray, hal itu menandakan dominasi media sosial begitu besar dan mampu menentukan wajah politik.
“Artinya dominasi atau peran media sosial di masa mendatang untuk menentukan wajah-wajah politik jauh lebih kuat dibandingkan dengan peran partai politik," tambahnya.
Oleh sebab itu, tidak relevan lagi ketika mendorong penguatan partai politik di masa depan.
“Di tengah era seperti itu kita masih berpikir penguatan partai, tidak masuk akal. Itu di era 1960an, 1970an, relevan karena kita belum menemukan media sosial, di mana orang dalam menyalurkan aspirasi, mengadvokasi kebijakan itu tidak lain kecuali melalui partai," pungkas Ray.
Perkuat Party ID
Menurut Ray Rangkuti, argumen pendukung proporsional terbuka yang cenderung berkembang dan berdimensi masa depan.
- Ibas: Perlukah Amandemen UUD 45 untuk Akomodasi Perkembangan Zaman?
- Survei: Parpol, DPR, dan Polri Memperoleh Kepercayaan Terendah dari Rakyat
- Konsolidasi Nasional Gerakan Mandiri Bangsa Lahirkan Partai Gema Bangsa
- Presidential Threshold Dihapus, GRIB Jaya Mendesak Pembentukan Parpol Diperketat
- Temui Jokowi di Solo, KKPG Dorong Gibran Jadi Kader Golkar
- DKPP Periksa Ketua-Anggota KPU, Ini Perkaranya