Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Dinilai Bakal Mengebiri Aspirasi Masyarakat

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai sistem tertutup semakin menjauhkan DPR RI dari rakyat.
Anggota legislatif yang terpilih, sambung Lucius bakal lebih memiliki beban kepada partai ketimbang memperjuangkan janji aspirasi rakyat.
Sistem proporsional tertutup merupakan satu macam dari sistem perwakilan berimbang dimana pemilih hanya dapat memilih partai politik secara keseluruhan dan tidak dapat memilih kandidat. Dalam sistem ini, kandidat dipersiapkan langsung oleh partai politik.
“Sistem tertutup, partai menjadi sangat powerful dan anggota partai hanya sekrup-sekrup kecil yang nasibnya akan ditentukan sepenuhnya oleh partai,” ujar Lucius, Selasa (30/5).
Dari perspektif parpol, sistem proporsional tertutup cenderung membuat partai lebih pragmatis memilih caleg.
Lucius mengatakan hal paling ditakutkan yaitu parpol yang berkuasa nantinya akan memilih anggota keluarga atau kerabatnya sendiri untuk menjadi calegnya.
Sedangkan untuk partai nomor urut besar, hanya akan gigit jari karena persentase lolos ke parlemen amat sangat kecil.
Hal seperti itu justru akan memperburuk wajah DPR RI karena proses rekrutmen anggota legislatif bergantung pada elektabilitas partai.
Wacana penerapan sistem pemilu proporsional tertutup memicu adanya dampak negatif bagi masyarakat.
- Penghentian Sepihak Pendamping Desa, Wakil Ketua Komisi V DPR: Jangan Karena Like and Dislike
- KontraS Minta DPR Menghentikan Pembahasan Revisi UU TNI
- Peliknya Hukum Pidana Pemilu
- Dipo Nusantara DPR Dorong Pertamina Reformasi Tata Kelola untuk Kembalikan Kepercayaan Publik
- Parlementaria Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang PRIA 2025, Selamat
- Gerakan Rakyat Bakal Jadi Parpol, Lalu Dukung Anies, Pengamat Ungkap Indikasinya