Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Dinilai Bakal Mengebiri Aspirasi Masyarakat
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai sistem tertutup semakin menjauhkan DPR RI dari rakyat.
Anggota legislatif yang terpilih, sambung Lucius bakal lebih memiliki beban kepada partai ketimbang memperjuangkan janji aspirasi rakyat.
Sistem proporsional tertutup merupakan satu macam dari sistem perwakilan berimbang dimana pemilih hanya dapat memilih partai politik secara keseluruhan dan tidak dapat memilih kandidat. Dalam sistem ini, kandidat dipersiapkan langsung oleh partai politik.
“Sistem tertutup, partai menjadi sangat powerful dan anggota partai hanya sekrup-sekrup kecil yang nasibnya akan ditentukan sepenuhnya oleh partai,” ujar Lucius, Selasa (30/5).
Dari perspektif parpol, sistem proporsional tertutup cenderung membuat partai lebih pragmatis memilih caleg.
Lucius mengatakan hal paling ditakutkan yaitu parpol yang berkuasa nantinya akan memilih anggota keluarga atau kerabatnya sendiri untuk menjadi calegnya.
Sedangkan untuk partai nomor urut besar, hanya akan gigit jari karena persentase lolos ke parlemen amat sangat kecil.
Hal seperti itu justru akan memperburuk wajah DPR RI karena proses rekrutmen anggota legislatif bergantung pada elektabilitas partai.
Wacana penerapan sistem pemilu proporsional tertutup memicu adanya dampak negatif bagi masyarakat.
- Soal PPN 12 Persen, Saleh PAN: Jangan Saling Menyalahkan
- Banggar DPR RI Minta Pemerintah Menyiapkan 9 Langkah Setelah PPN 12 Persen Berlaku
- PPN 12 Persen, Arus Bawah Prabowo Punya Pandangan Seperti Ini
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- 5 Berita Terpopuler: Cermati 11 Ketentuan KepmenPAN-RB 634 soal Honorer TMS & Belum Melamar, Ada Jabatan yang Disorot
- Konfigurasi Politik Nasional Dinilai Tak Mendukung Sikap Polisi untuk Humanis