Sistem Proporsional Tertutup Rugikan Konstituen
Kamis, 22 Desember 2011 – 09:06 WIB
JAKARTA – Belum selesai kontroversi besaran angka parliamentary threshold (PT) yang akan disepakati dalam Pemilu 2014, kini politisi dan praktisi sudah memperdebatkan sistem pemilu
proporsional tertutup. Usulan sistem proporsional tertutup itu dimunculkan PDIP, PKB, dan PKS.
Pengamat menilai sistem yang berlawanan dengan proporsional terbuka ini sebetulnya tak berpihak pada rakyat. “Proporsional tertutup sangat rawan, sistem ini menghendaki partai untuk berkuasa penuh pada calegnya. Timbulnya siapa yang memiliki kedekatan dengan partai, maka sangat rawan bisa mendapatkan perlakukan khusus dari parpolnya,” kata pengamat politik LIPI, Indria Samego, kepada wartawan, Senin (19/12).
Baca Juga:
Sementara sistim proporsional terbuka, memberikan ‘keleluasaan’ pada masyarakat untuk memilih calegnya tanpa harus
mendapat intervensi dari parpol dari caleg itu bernaung. Dalam sistem ini, lanjutnya, hanya caleg yang meraih dukungan rakyat penuh yang
bisa duduk di kursi legislatif. Sistem ini juga menciptakan kompetisi yang sehat antar para calon.
“Sistem pencalonan yang lebih demokratis dalam partai politik, mengkikis sistem oligarki partai, dan mendapatkan calon terpilih yang
lebih akuntabel kepada konstituennya. Dengan menggunakan sistem ini, pemilih tidak lagi akan dibohongi,” katanya.
JAKARTA – Belum selesai kontroversi besaran angka parliamentary threshold (PT) yang akan disepakati dalam Pemilu 2014, kini politisi dan praktisi
BERITA TERKAIT
- Tutup Mata atas Aduan Ribka Tjiptaning, Sejumlah Komisioner KPU Jabar Diperingatkan DKPP
- Hakim Pertanyakan Alfedri-Husni ke MK Padahal Petahana
- MKD Akan Panggil Uya Kuya Terkait Konten Kebakaran di Los Angeles
- IMLA Meragukan Komitmen Netanyahu soal Gencatan Senjata di Gaza
- Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Memecah Dominasi Jokowi
- KPUD dan Bawaslu Siak Patahkan Tudingan Alfedri-Husni di Sidang MK