Sistem Rantai Dingin Penting untuk Menjaga Kualitas Daging
“Dari mulai tempat produksi sampai dengan siap dikonsumsi oleh masyarakat (farm to table) harus dijaga keamanannya,” tandasnya.
Menurutnya, pemerintah saat ini terus berupaya mendorong kesadaran stakeholders terkait untuk terus mendukung agar penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) dalam penyediaan produk hewan dapat secara berkelanjutan diterapkan.
“Cold Chain System ini tentunya juga untuk menjaga pasokan daging agar tetap stabil secara nasional,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, Ditjen PKH pada tahun 2014 telah melakukan kajian Food Security Program kerjasama dengan Pemerintah Belanda.
Kajian tersebut juga dilakukan bekerjasama dengan para ahli di Perguruan Tinggi untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat menjadi kunci dalam penerapan sistem rantai dingin produk hewan, khusus untuk produk unggas potong yang dibutuhkan di wilayah DKI Jakarta.
Hal ini juga dalam rangka untuk mendukung penerapan Perda Pemprov DKI No. 4 tahun 2007 terkait dengan pelarangan pemotongan unggas di daerah pemukiman.
Syamsul menyebutkan, dari hasil kajian tersebut diidentifikasi bahwa pilihan masyarakat pada umumnya belum menuntut ke arah produk yang aman sebagai pilihan utama.
“Beberapa orang masih berfikir bahwa harga dan kemudahan akses dalam memperoleh produk merupakan motif dalam membeli produk daging unggas.
Sistem rantai dingin dibutuhkan untuk menjaga pasokan daging agar tetap stabil secara kualitasnya.
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya