Siswa Bosan Belajar di Rumah, Aksi Tawuran Kian Meningkat
jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah sistem belajar di Indonesia yang harus sesuai protokol kesehatan. Kini, para pelajar maupun mahasiswa melanjutkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan pihak sekolah secara online dari rumah masing-masing.
Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 antarpelajar. Selama hampir tujuh bulan proses belajar siswa dilakukan di rumah, menimbulkan rasa bosan bagi pelajar.
Rasa bosan itu berpotensi berdampak pada tingkah laku negatif yang ditimbulkan pelajar, seperti melakukan aksi tawuran.
Selama pandemi, aksi tawuran marak terjadi di beberapa wilayah Jabodetabek, salah satunya di Kota Bekasi.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Hery Purnomo mengatakan, jumlah kasus tawuran pelajar meningkat saat memasuki pandemi Covid-19.
"Kalau melihat sebelum dan sesudah Covid-19 ini, ada kecenderungan meningkat (kasus tawuran pelajar)," kata Hery di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (29/9).
Menurut Hery, ada dua pemicu utama para pelajar kerap melakukan aksi tawuran. Salah satunya ialah karena bosan berada di rumah akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Salah satu penyebabnya ini kan mungkin anak-anak bosan di rumah saat PSBB ini. Kedua, peran orangtua mengawasi anak-anak mereka masih kurang," ujar Hery.
Aksi tawuran di wilayah Jabodetabek yang kian marak diduga dipicu karena bosannya para siswa belajar di rumah selama pandemi Covid-19.
- Maling Motor Ini Incar Kendaraan Milik Pelaku Tawuran, Modus Sebagai Polisi
- Fakta Penembakan Gamma Terungkap, Tak seperti Omongan Kapolrestabes Semarang
- Ini Lho Rekaman CCTV Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Tak Ada Tawuran
- Polisi Tembak Mati Siswa SMK, Kapolrestabes Semarang Siap Dipanggil Komisi III DPR
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Kuburannya Akan Digali untuk Ekshumasi
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang