Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Tewas, Sempat Dilarikan ke UGD
"Waktunya sangat singkat. Teman-temannya sudah menghalau tetapi terlepas. Kejadian ini juga spontan," katanya.
Dia menambahkan dari keterangan guru murid di sekolah tersebut, antara korban MA, pelajar kelas 9.5, dengan pelaku pemukulan KR, pelajar kelas 9.7 tidak ditemukan indikasi perselisihan, permusuhan sebelumnya.
"Hanya sehari sebelumnya, pelaku di jam istirahat masuk ruangan kelas korban kemudian ditegur kok masuk di ruang lain."
"Itu rupanya jadi tersinggung sehingga besok harinya melakukan tindakan tersebut," kata dia.
Pihaknya juga berduka dengan kejadian itu dan berharap keluarga korban diberi ketabahan, kesabaran dalam musibah ini.
Dia menambahkan peristiwa ini juga menjadi pembelajaran para pemangku satuan pendidikan dan stakeholder untuk lebih memperhatikan penguatan karakter yang di kurikulum merdeka adalah profil pelajar Pancasila.
Sebagai pelaksana pendidikan pihaknya tetap mengedepankan aspek masa depan anak, apalagi yang bersangkutan masih bersekolah setingkat SMP sehingga dari sisi usia belum dewasa.
Kejadian tersebut, kata dia, juga menjadi proses pembelajaran dan pembinaan. Dari Kemenag Kabupaten Blitar juga melakukan mitigasi agar hak-hak anak terkait dengan masa depan tetap terjaga.
Kasus kekerasan terjadi di sebuah madrasah Tsanawiyah, korban tewas setelah sempat dilarikan ke UGD.
- Soroti Kasus Kekerasan di Lingkungan Pendidikan, Lestari Moerdijat Tekankan Hal Ini
- Polisi Pastikan Tak Ada Kekerasan Terhadap 5 ART di Jatinegara
- Pegiat Konservasi TWNC Diserang OTK Jelang Pencoblosan Pemilu
- Kasus Kematian Mahasiswa di Gorontalo, Keluarga Minta Polisi Tranparan & Tak Terpengaruh Tekanan
- Gerbang Dorong Penyelesaian Kasus Kekerasan Demi Pemilu 2024 Berjalan Aman dan Damai
- AJI: Kasus Kekerasan Jurnalis Meningkat Sepanjang 2022