Siswa Miskin yang Cairkan Uang KIP Masih Sedikit

Dia tidak ingin KIP itu sebagai kartu penanda anak itu berasal dari keluarga miskin atau yang berhak saja. ’’KIP belum berfungsi seperti kartu ATM yang diharapkan pemerintah,’’ tandasnya.
Yudis menjelaskan besaran unit cost KIP berbeda-beda tiap jenjangnya. Untuk SD sebesar Rp 450 ribu per tahun.
Kemudian jenjang SMP sebesar Rp 750 ribu per tahun dan SMA/SMK Rp 1 juta per tahun.
Tujuan pemberian uang ini adalah untuk menekan angka putus sekolah. Kemudian juga untuk menarik lagi anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah supaya bersekolah.
Supaya bisa segera mendapatkan aliran dana KIP, anak-anak pemegang kartu harus secepatnya melapor ke sekolah masing-masing.
Kemudian oleh operator teknis data pokok pendidikan (dapodik), akan dilakukan perekaman data. Setelah data masuk ke server pemerintah pusat, uangnya baru disalurkan ke KIP.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Mathodah mengatakan banyak sekali penyebab minimnya penyaluran kartu KIP di lapangan. ’’Ada orang yang bingung KIP itu mau diapakan,’’ jelasnya.
Penyebabnya adalah, kartu itu tiba-tiba datang ke rumah sasaran tanpa ada penjelasan yang mencukupi. Kalaupun ada tulisannya, banyak yang tidak memperhatikan.
JAKARTA – Masih sangat sedikit siswa miskin yang memanfaatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Penyebabnya karena mekanisme pembagian
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025
- Kolaborasi RSIJCP, FKUI, dan RSCM Dorong Inovasi Medis dan Pendidikan Kedokteran
- Ganesha Operation dan FT UNDIP Bantu Siswa Menghadapi Persaingan Masuk PTN
- Perkenalkan Konsep Green Policing di UIR, Kapolda Riau Ajak Mahasiswa Mencintai Lingkungan