Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
Menurut survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan soal kesehatan mental peserta PPDS ditemukan 41 persen dari 12.100 dokter muda mengalami gejala depresi minimal dan 16 persen alami gejala depresi ringan.
Survei cepat yang dilakukan bulan Juli lalu juga menemukan 0,6 persen memiliki gejala depresi berat atau yang punya keinginan melukai dirinya sendiri atau bunuh diri, seperti yang dijelaskan dr. Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas TV.
Didi, seorang dokter residen atau peserta PPDS di salah salah satu universitas terbesar Indonesia, baru mengikuti survei serupa.
Didi, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena alasan pribadi, mengatakan tidak pernah menjadi korban perundungan tapi menurutnya program spesialis dokter memiliki "masalah senioritas".
"Walaupun secara umur saya lebih tua, dan ya kalau misalnya seniornya bisa semena-mena," ujar Didi kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Memang di per-PPDS-an ini kan enggak memandang umur."
Pengalaman senioritas yang pernah dialami angkatannya kebanyakan dalam bentuk perkataan atau tingkah laku yang "kekanak-kanakan."
"Memang secara tradisi atau budaya kali ya, di kedokteran? … Jadi senior itu yang paling baik, paling benar, paling enggak salah, dan ada beberapa orang enggak bijak yang bisa jadi menekan."
Meninggalnya siswa pendidikan spesialis akibat bunuh diri di Semarang turut mencerminkan seberapa rentan posisi mereka dalam sistem pendidikan kedokteran
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia