Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas

'Sistem yang salah'
Sejumlah dokter mengatakan perundungan tidak bisa terjadi dengan sendirinya.
"Itu berdiri di atas satu sistem yang salah," ujar dokter Prijo.
Salah satunya karena 'mandatory spending' negara tidak cukup untuk menjalankan PPDS, termasuk kebutuhan makan para dokter.
"Ada yang ketambahan itu tadi sampai belikan makanan itu semua gara-gara mandatory spending juga tidak ada," katanya.
Ia mengatakan sistem di Indonesia harus mengikuti di luar negeri, di mana dokter muda peserta PPDS dibayar dan sudah dianggap sebagai pegawai rumah sakit, serta program internship yang dibayar.
Beberapa institusi memang menyediakan tunjangan, namun seringkali dianggap tidak cukup.
Menurut dokter Prijo, sistem yang tidak mendukung ini bisa menimbulkan perundungan, senada dengan pendapat dr Cahyo.
"Kalau kita mau memutus perundungan ini harusnya ada keseragaman yang diatur pemerintah," kata dr Cahyo.
Meninggalnya siswa pendidikan spesialis akibat bunuh diri di Semarang turut mencerminkan seberapa rentan posisi mereka dalam sistem pendidikan kedokteran
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- BSMI Berangkatkan 5 Dokter Spesialis ke Gaza, Mohon Doanya