Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
'Sistem yang salah'
Sejumlah dokter mengatakan perundungan tidak bisa terjadi dengan sendirinya.
"Itu berdiri di atas satu sistem yang salah," ujar dokter Prijo.
Salah satunya karena 'mandatory spending' negara tidak cukup untuk menjalankan PPDS, termasuk kebutuhan makan para dokter.
"Ada yang ketambahan itu tadi sampai belikan makanan itu semua gara-gara mandatory spending juga tidak ada," katanya.
Ia mengatakan sistem di Indonesia harus mengikuti di luar negeri, di mana dokter muda peserta PPDS dibayar dan sudah dianggap sebagai pegawai rumah sakit, serta program internship yang dibayar.
Beberapa institusi memang menyediakan tunjangan, namun seringkali dianggap tidak cukup.
Menurut dokter Prijo, sistem yang tidak mendukung ini bisa menimbulkan perundungan, senada dengan pendapat dr Cahyo.
"Kalau kita mau memutus perundungan ini harusnya ada keseragaman yang diatur pemerintah," kata dr Cahyo.
Meninggalnya siswa pendidikan spesialis akibat bunuh diri di Semarang turut mencerminkan seberapa rentan posisi mereka dalam sistem pendidikan kedokteran
- Dunia Hari Ini: Jutaan Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Presiden Joko Widodo
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Pengakuan Undip-RS Kariadi soal Bullying Jalan Pengusutan Kasus dr Aulia Risma
- Rangkaian HUT ke-18, Brawijaya Healthcare Gelar 'Happy, Healthy & Fun', Ini yang Dibahas
- Usut Kasus Kematian Dokter Aulia Risma, Polda Jateng Periksa 34 Saksi
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa