Siswa SD di Ternate Meninggal Diduga Akibat Perundungan, Sahroni Soroti Kelalaian Pihak Sekolah
jpnn.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyoroti kematian seorang siswa SD bernama Nabil (11) di Kota Ternate, Maluku Utara.
Bocah itu meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan dari teman sekelasnya.
Pihak keluarga pun meminta Dinas Pendidikan Kota Ternate memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan wali kelas yang diduga lalai.
Menurut keluarga, pihak sekolah dianggap lalai karena tidak pernah memberitahu keluarga korban terkait adanya tindakan pemukulan. Padahal, korban disebut sudah pernah mengadukan kejadian yang dialaminya kepada wali kelas.
Sahroni pun menyoroti keterangan pihak keluarga korban. Politikus NasDem itu meminta pihak kepolisian mendalami kasus tersebut, dan menjerat tersangka, meski masih usia anak.
"Saya minta polisi pastikan semua pihak yang terlibat dan lalai, untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Baik itu anak sebagai pelaku, maupun pihak sekolah yang diduga tutup mata terhadap kasus ini," ujar Sahroni melalui keterangan di Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Dari keterangan keluarga, katanya, pihak sekolah terkesan melakukan pembiaran terhadap perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
"Karena dari laporannya, sekolah terkesan membiarkan aksi bullying ini. Sebagai pendidik, di mana pengawasan pihak sekolah? Masa tidak ada langkah tegas dalam melindungi muridnya,” ujar Sahroni.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni minta polisi usut kasus siswa SD di Ternate yang meninggal dunia setelah diduga jadi korban perundungan di sekolah.
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Seorang Janda di Lampung Selatan, Ternyata
- 5 Berita Terpopuler: Cermati 11 Ketentuan KepmenPAN-RB 634 soal Honorer TMS & Belum Melamar, Ada Jabatan yang Disorot
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Berita Duka, Ketua Demokrat SBD Johanis Ngongo Ndeta Meninggal Dunia
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Mufida DPR Ingatkan Kemenkes Banyak Mendengar saat Menyusun RPMK