Siswa SMA Dipaksa Tenggak Miras dan Belajar Tawuran
"Anak saya ditahan sampai jam sembilan malam, sampai rumah jam sepuluh malam. Ini satu hal yang perlu direspons oleh masyarakat, ini mengarah ke kriminal berat," tegasnya.
Berdasarkan pengakuan sang anak, kata SA, sebelum peristiwa itu terjadi, LJ sempat dicegat oleh seniornya dan dibawa ke Taman Palupuh yang menjadi lokasi penganiayaan. Letaknya tepat berada di belakang SMAN 7.
"Ada sekitar 20 orang yang membully anak saya. Korbannya bukan anak saya saja, ada 11 siswa lain, tetapi dua di antaranya berhasil meloloskan diri,” ungkapnya.
SA mengatakan, akibat peristiwa tersebut saat ini anaknya mengalami trauma dan tak mau masuk sekolah. SA sendiri mengaku sudah mengadukan peristiwa tersebut kepada pihak sekolah.
"Ini anak saya tidak mau sekolah, syok berat. Keinginan saya para pelaku bullying diberi tindakan yang membuat jera. Saya masih menunggu respons pihak sekolah, bila tak bisa diatasi terpaksa akan lapor polisi. Sejauh ini saya telah mengumpulkan saksi-saksi dan bukti,” bebernya.
Masih kata SA, pihaknya juga menuntut agar pihak sekolah mengeluarkan siswa yang terbukti melakukan bullying terhadap anaknya.
“Ini mencoreng dunia pendidikan, sebab aksi tersebut sudah masuk tindak kekerasan dan kriminal berat,” tegasnya.
Soal ini, Wakil Kepala SMAN 7, Agus Setiadi mengaku masih membutuhkan waktu untuk penyelidikan.
Siswa SMA dipaksa kakak kelasnya untuk menenggak minuman keras dan dipaksa belajar cara tawuran hingga menjadi sansak hidup.
- Prarekonstruksi Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Ada 3 Lokasi
- Siswa SMKN 4 Semarang Korban Penembakan Oknum Polisi Terlibat Tawuran?
- Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kombes Irwan Sebut Ada Tawuran
- Solusi Tawuran Pemuda versi Ridwan Kamil: Adakan Car Free Night Sebulan Sekali
- Darurat Gangster, Polisi Terbitkan 6 Titik Rawan di Kota Semarang
- Kasus 7 Mayat di Kali Bekasi, Kombes Dani Akui Ada Tembakan