Siswa SMA Tewas di Asahan, Soedeson: Jika Keluarga Ragu, Silakan Lakukan Autopsi

Siswa SMA Tewas di Asahan, Soedeson: Jika Keluarga Ragu, Silakan Lakukan Autopsi
Anggota Komisi III DPR RI Soedoson. Foto: Fathan

“Institusi Polri adalah milik kita semua, tetapi bagi oknum nakal tidak ada ampun. Kalau ada bukti ada pelanggaran, kami akan meminta pimpinan Polri untuk mengambil tindakan tegas,” pungkasnya.

Seorang siswa SMA di Asahan, Sumatra Utara, Pandu Brata Siregar (18), meninggal dunia setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3) malam. Korban diduga mengalami kekerasan oleh oknum polisi saat diamankan.

Pihak kepolisian, melalui Kasi Humas Polres Asahan Iptu Anwar Sanusi, menyatakan bahwa korban diamankan karena hasil tes urinenya menunjukkan positif narkoba. Namun, keluarga dan teman korban membantah tuduhan tersebut, bahkan menyebutnya sebagai fitnah. Menurut mereka, Pandu memiliki pola hidup sehat dan tidak pernah mengonsumsi narkoba.

Keluarga juga mencurigai adanya kejanggalan, terutama karena pihak kepolisian tidak dapat memberikan rekaman CCTV penangkapan dengan alasan lokasi gelap dan tidak ada kamera pengawas. Sementara itu, hasil rontgen menunjukkan adanya luka dalam pada tubuh korban, namun kepolisian masih belum memberikan penjelasan terkait temuan tersebut.

Salah satu saksi yang menemani korban ke Polsek Simpang Empat menyatakan bahwa Pandu awalnya dites urine dengan hasil negatif, namun kemudian diminta menjalani tes ulang yang hasilnya samar-samar dan akhirnya dinyatakan positif.

Kasus ini masih menjadi perdebatan, dengan keluarga korban menuntut kejelasan atas dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Pandu Brata Siregar. (tan/jpnn)


Anggota Komisi III DPR RI Soedeson Tandra mengatakan jika keluarga merasa ada kejanggalan, mereka bisa meminta autopsi untuk mengetahui penyebab kematian.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News