Siswa SMP dan SMA Kesatuan Bangsa Diingatkan Jangan Belajar Ilmu Agama dari Medsos

jpnn.com, JAKARTA - SMP dan SMA Kesatuan Bangsa, Bantul, DI Yogyakarta, menggelar seminar sekaligus penyuluhan mengenai pentingnya menangkal radikalisme.
Seminar menghadirkan Iptu Sudiasih selaku kanit Bintibmas Sat Binmas Polres Bantul serta dari Polsek Sedayu yaitu Kanit Binmas Iptu Dedi Turnandi dan Panit Binmas Iptu Gunawan Wibisono.
Iptu Sudiasih pada acara tersebut menyampaikan pentingnya keterbukaan pikiran (open minded) dan kewaspadaan terhadap upaya perekrutan kelompok-kelompok radikal.
Pesan penting yang disampaikan yakni agar siswa lebih memperdalam ilmu agama dari sumber-sumber yang terpercaya seperti ustaz dan kiai. Bukan dari sosial media.
"Jangan mudah termakan informasi dari sosial media. Sebaiknya bertanya kepada sumber-sumber yang kredibel," kata Iptu Sudiasih.
Sementara Ahmad Ihsanudin, humas SMA Kesatuan Bangsa mengungkapkan, seminar yang digelar Rabu (15/1) tersebut mendapat sambutan luar biasa dari para siswa dan para guru.
Bahkan Kepala Sekolah SMP Kesatuan Bangsa Ahmad Fauzi dan Kepala SMA Kesatuan Bangsa Ahmad Nurani mengikuti seminar hingga tuntas.
"Tujuan seminar ini sebenarnya untuk memberikan wawasan terkait bahaya radikalisme, serta pengertian dan cara mengatasi paham tersebut," tandasnya. (esy/jpnn)
Seminar digelar SMP dan SMA Kesatuan Bangsa Bantul, Yogyakarta, tentang pentingnya menangkal radikalisme.
- PPPK 2024 Tahap 1 Menerima Gaji Perdana 4 Bulan Lagi, Sabar ya
- PPPK Tahap 1 Bantul Baru Bisa Mulai Efektif Bekerja Juli 2025, Ini Penjelasan Triyanto
- Dukung Program Ketahanan Pangan Prabowo, Yayasan Kemala Bhayangkari Bikin Kolam Ikan di Panti Asuhan Bantul
- Polres Bantul Tangkap Pelaku Penggelapan 20 Motor Rental
- Keji Suami Bunuh Istri di Bantul Yogyakarta
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme