Siswi Calon Pilot Militer Afghanistan Masih Berharap Akan Bisa Terbang Dengan Memulai Hidup Baru di Australia
Zahra mengatakan sebelum dia bisa melarikan diri menuju ke Bandara Internasional Kabul, beberapa guru dari akademi pelatihannya sudah menjadi sasaran Taliban.
"Taliban membunuh salah seorang instruktur saya di depan anak-anaknya di rumah mereka, ini sangat menyedikan," katanya.
Zahra akhirnya bisa masuk dalam rombongan pesawat evakuasi yang dilakukan Angkatan Bersenjata Australia yang mendarat di Adelaide lebih dari sebulan yang lalu.
'Tak bisa berhenti menangis'
Zahra tiba di Australia hanya dengan satu tas berisi baju yang dimilikinya.
Ketika dia memberitahu keluarganya jika dirinya sudah tiba dengan selamat di Australia, saudaranya yang masih berada d Afghanistan tidak percaya dengan berita tersebut.
"Saya mengatakan kepadanya, 'betul, ini benar dan saya aman'," kata Samar.
Namun Zahra mengatakan kelegaannya bisa sampai di Australia tetap dibayangi oleh orang-orang yang ia tinggalkan di Afghanistan.
Dia mengatakan adik perempuan ingin mulai melukis untuk menggambarkan betapa buruknya situasi di bawah rejim Taliban sekarang ini.
Sebelum Taliban mengambil alih Kabul, Zahra, yang berusia 23 tahun sedang menjalani pelatihan untuk menjadi pilot pesawat tempur
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan