Siswi India Dipaksa Buka Daleman untuk Buktikan Tidak Sedang Haid
India pernah menghapus pajak pembalut wanita di tahun 2018, hal yang sebelumnya kontroversial.
Dengan adanya pajak pembalut wanita, perempuan tidak bisa membeli pembalut sehingga menjadi alasam mereka untuk pergi ke sekolah.
Sekitar 80 persen perempuan India diperkirakan tidak memiliki akses untuk mendapatkan pembalut wanita.
External Link: @NCWIndia tweet: NCW Inquiry Team led by Member Dr Rajul L Desai, along with Advocate Malshree Gadhvi visited the Sahjanad Girls Institute at Bhuj today to discuss the incident of 'Strip test'
Di tahun 2017, seorang anak perempuan berusia 12 tahun bunuh diri setelah dia dipermalukan oleh guru di depan murid laki-laki karena darah menstruasi mengenai seragam sekolahnya.
Di negeri tetangga India, yakni Nepal, "pondok menstruasi" masih digunakan, dimana 77 persen perempuan Nepal harus tidur di luar rumah ketika mereka sedang datang bulan.
"Sejumlah besar anak perempuan berhenti sekolah semasa akil balik karena tidak adanya akses mendapatkan pembalut," tulis Vageshwari Deswal, pakar hukum dari University of Delhi mengenai insiden di Sahjanand Girls Institute.
"Kita semua harus menyadari jika menstruasi adalah bagian normal kehidupan perempuan dan bukan hal yang memalukan," tambahnya.
Di sebuah sekolah di India, lebih dari 60 siswi perempuan mengatakan mereka dipaksa untuk membuka celana dalam dan menunjukkan kepada guru bahwa mereka tidak sedang mengalami menstruasi
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Waspada, Ini 5 Bahaya Minum Air Kelapa Saat Sedang Haid
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis