Siti Fadilah: Indonesia Harus Bersiap Hadapi Ancaman Biologi
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengungkapkan bahwa Indonesia belum memiliki kesiapan dalam menghadapi ancaman biologi. Khususnya laboratorim untuk menangkal ancaman biologi.
Di Indonesia pernah berdiri Laboratorium Namru milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Namun, laboratorium riset ancaman biologi tersebut tidak memberikan manfaat sehingga dibubarkan Pemerintah RI pada 2008.
Menurut Siti, Namru didirikan pada 1970-an, meski bercokol sekitar 30 tahun, keberadaan laboratorium di Jakarta Pusat dianggap belum memberikan sumbangan bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman biologi.
“Menurut saya manfaatnya jauh lebih kecil dibandingkan kerugiannya sebagai negara merdeka,” kata dia kepada wartawan, Selasa (14/9).
Dia pun menegaskan bahwa keberadaan laboratorium asing sebagai bentuk penjajahan. “Kalau Namru memang harus ditutup,” tegasnya.
Lanjut Siti menerangkan, apabila Namru masih ada, sumbangannya terhadap pencegahan pandemi Covid-19 tidak signifikan. Sejauh ini hasil-hasil penelitian Laboratorium Namru tidak diserahkan ke Indonesia.
“Indonesia bingung menghadapi pandemi bukan karena tidak ada Namru, tetapi memang karena bingung sendiri tidak mengira pandemi separah ini,” kata Fadilah.
Menurut dokter spesialis jantung ini, Indonesia mengalami kemunduran dalam penanganan ancaman biologi.
Siti Fadilah mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapai ancaman biologi ke depannya.
- Chery Lakukan Uji Tabrak Tiggo 8, Bagaimana Hasilnya?
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Alvalab Hadirkan Layanan Uji Laboratorium di SIAL Interfood Jakarta 2024
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan