Siti Fadilah Supari: Kalau Lawannya Kuat, Dia Bisa Menggunakan Segala Macam Cara

"Saya lawan dan nyatakan WHO tidak benar bahwa Indonesia akan menjadi episentrum flu burung, dan akhirnya saya bisa membuktikan bahwa virus flu burung itu tidak menular, padahal WHO mengatakan menular," tegasnya.
Dia melanjutkan, WHO bahkan membawa 10 ahli top dunia dengan membawa kesimpulan bahwa terjadi penularan human to human di Indonesia.
"Namun waktu itu saya melawannya. Alhamdulillah bisa karena Allah menolong saya," ujarnya.
Karena perlawanan yang dilakukan itu menurut Siti Fadilah, akhirnya terjadi reformasi aturan WHO yang sebelumnya menyusahkan negara dunia ketiga bila terjadi pandemi.
WHO akhirnya direformasi karena di belakang Siti ada 128 negara. Dia melawan karena ada aturan-aturan yang tidak adil di lembaga dunia itu, dan membuat negara dunia ketiga menderita.
"Jadi alhamdulillah waktu itu saya bisa menggagalkan pandemi flu burung dan mencegah masuknya flu babi ke Indonesia," tegasnya.
Meski akhirnya dikriminalisasi dan masuk penjara karena melawan lembaga dunia yang sangat perkasa tetapi Siti Fadilah Supari tidak pernah menyesal atas harga yang harus dibayar untuk memperjuangkan kepentingan bangsa.
"Padahal saya awalnya mikir kalau lurus-lurus saja tidak akan apa-apa. Namun, ternyata kalau lawannya kuat, dia bisa menggunakan segala macam cara," tuturnya. (esy/jpnn)
Mantan Menkes Siti Fadilah menilai label Indonesia sebagai episentrum COVID-19 dunia merupakan hal memalukan.
- Adopsi FCTC di RI Dinilai Tak Relevan karena Indonesia Negara Produsen Tembakau
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Perlu Adanya Upaya Promosi Pangan Sehat dalam Penanganan Stunting
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Waka MPR Sebut Program CKG yang Diapresiasi WHO Bukti Aksi Nyata Presiden Prabowo
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya