Siti Zuhro: Harus Ada Pola Koalisi Baru
Dia mencontohkan, di era Soeharto, semua partai politik 'dibungkam', sehingga hanya ada Pak Harto dan dua kaki tangannya yaitu Golkar dan ABRI. Di era SBY, semua partai politik diundang bergabung dalam pemerintahan, yang kesemuanya bertujuan membentuk harmoni politik.
"Agar tercipta harmoni untuk mau belajar dengan seksama dan arif dari para pendahulunya. Jokowi sebagai presiden harus berhati-hati dan harus menyadari mengapa posisinya sebagai presiden tidak bisa mengendalikan dan mengandalkan sepenuhnya partai politik yang menjadi pendukungnya," ujar Siti.
Selain itu ke depan juga tidak boleh lagi politik dengan menggunakan gaya aji mumpung dengan memecah-belah partai politik yang dianggap berseberangan dengan segala cara, seperti yang terjadi pada Golkar dan PPP. Cara ini tidak demokratis dan dampaknya bangsa ini bisa mundur.
"Kalau cara ini dilakukan, sama saja dengan mereproduksi perilaku distorsif. Jangan membuat sikap; kalau kita hancur, maka yang lain harus lebih hancur," pungkasnya.(fas/jpnn)
JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro pesimistis pembangunan bisa lancar bila kondisi politik belum stabil.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hasto Mendengar Informasi Bakal Dijadikan Tersangka di Kasus Absurd
- Herwyn Minta Jajaran Bawaslu Daerah Terus Bangun Komunikasi
- Periksa Cagub Bengkulu Menjelang Masa Tenang, KPK Disebut Terima Orderan
- Kampanye Pilkada Berakhir, KPU Kota Bandung Minta Tim Paslon Berpartisipasi Membersihkan APK
- Rocky Gerung Mengajak Anak Muda Menggunakan Nalar Kritis dalam Memilih Pemimpin
- Survei Poltracking, Elektabilitas Agustiar - Edy Tertinggi di Pilgub Kalteng