Situasi Belum Normal, Warga Indonesia di Australia Selatan Kembali Beraktivitas
Seorang pemilik restoran Indonesia di pusat kota Adelaide mengatakan tidak kecewa dengan keputusan pemerintah yang belum memperbolehkan restoran dan kafe beroperasi sepenuhnya.
Kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia, Sartono pemilik Pondok Daun Restaurant mengaku sudah terbiasa melihat restorannya sepi.
Selama hampir dua bulan restoran yang sudah ia miliki selama lima tahun hanya memberikan layanan 'takeaway' dan 'delivery.
Photo: Sartono (kedua dari kanan) mengaku restorannya tak akan bertahan tanpa bantuan dari Pemerintah Australia Selatan. (Facebook, Pondok Daun Restaurant)
"Tapi jumlahnya tidak terlalu jauh dengan sebelum lockdown, memang lebih sedikit saat akhir pekan," ujar Sartono yang sudah memiliki restoran tersebut selama lima tahun.
"Kalau tidak ada keringanan dari landlord [pemilik tempat] dan bantuan pemerintah, kita belum tentu bisa bertahan," tambah Sartono.
Menurut Sartono, industri kuliner di Australia termasuk salah satu sektor yang paling parah terdampak virus corona dengan penurunan penghasilan 60 hingga 70 persen.
Dibukanya kembali restoran dan kafe di Australia Selatan, meski saat ini masih terbatas, telah disambut baik oleh Wira.
Hari ini (11/05), sejumlah tempat bisnis, kuliner, dan institusi pendidikan telah mulai dibuka di negara bagian Australia Selatan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata