Situs Srigading, Kisah Mistis dan Isyarat dari Bukit Samping Masjid
Ketika mendatangi gundukan tanah tersebut pada 1986, Suryadi tak sendirian. Ada temannya yang bernama Mustakin menyertainya.
Pak Sur -panggilan akrabnya- meyakini gundukan tanah tersebut merupakan situs candi. Sebab, bata yang ada pada gundukan itu terlihat besar, tebal, dan sangat jarang ditemui di tempat lain.
Suryadi mengaku sering berjalan kaki mengelilingi daerah itu. Lokasi rumahnya dari situs bersejarah tersebut tidak terlalu jauh, sekitar 45 menit dengan berjalan kaki atau 10 menit bersepeda.
Kini, Suryadi mengharapkan situs Srigading bisa dikembangkan dan menjadi rujukan sejarah. Dengan demikian, situs itu terus dikenang dari generasi ke generasi.
"Saya dahulu biasa menepi dan bakar dupa untuk menghormati Yang Mahakuasa dan menghormati leluhur. Gundukan tanah ini menjadi terang ketika malam-malam tertentu, seperti Jumat Kliwon dan yang lain," ucapnya.
Ketua Tim Ekskavasi Srigading Wisaksono Dwi Nugroho memastikan situs yang sebelumnya gundukan tanah itu benar-benar candi. Dwi dan timnya memastikan itu setelah melakukan pembersihan dan analisis selama hampir sepekan.
"Kami berhasil menampakkan profil kaki candi sisi barat yang memiliki ukuran delapan meter kali delapan meter," ucapnya.
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur itu menuturkan timnya juga menemukan ampang bilik candi. Dahulu, kata Dwi, bagian tubuh dan atap candi itu runtuh sehingga menutupi profil dasarnya.
Sebuah gundukan tanah di ladang tebu yang semula dianggap tak istimewa ternyata menyimpan situs bersejarah yang kini dikenal dengan sebutan Srigading.
- Pengendara Motor di Batu Ditembak OTK, Proyektil Masih Bersarang dalam Tubuh Korban
- Dukung Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Kaesang Pangarep Blusukan di Kota Malang
- Kunjungi Pasar Rakyat Malang, Kaesang: Saya Mau Nonton Bantengan
- Trial Game Dirt 2024: Putaran Final di Malang, Perebutan Gelar Juara Umum Memanas
- Rumah Sehat
- Disway Malang