Skandal Demurrage Bapanas-Bulog Belum Selesai, Ketahanan Pangan Terancam

Skandal Demurrage Bapanas-Bulog Belum Selesai, Ketahanan Pangan Terancam
Bulog menyampaikan tak akan menyesuaikan kembali Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Foto (ilustrasi): Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mewanti-wanti soal bahaya perubahan iklim yang akan memberikan dampak signifikan terhadap ketahanan pangan.

Wanti-wanti dari Jokowi menjadi peringatan keras bagi Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi di tengah belum usainya skandal demurrage sebesar Rp 294, 5 miliar.

Pakar Ekonomi Ferry Latuhihin mengamini wanti-wanti yang disampaikan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Menurut Ferry, dari tahun ke tahun masalah stok pangan karena keterbatasan supply selalu muncul dan tak kunjung bisa diselesaikan Bapanas dan Bulog pimpinan Arief Prasetyo Adi dan juga Bayu Krisnamurthi.

“Ini bukan kasus baru. Dari tahun ke tahun kasus stok pangan selalu muncul karena keterbatasan supply,” tegas dia, Senin (29/7).

Ferry mengingatkan pentingnya Bapanas-Bulog dalam menimalisir resiko short-supply agar tidak terjadi kepanikan pasar yang dapat mendorong naiknya harga komoditas. 

“Lembaga-lembaga tersebut (Bapanas-Bulog harus) bekerja dengan baik dalam arti meminimalisir risiko short-supply agar tidak terjadi kepanikan pasar yang dapat mendorong naik harga-harga komoditas itu,” papar Ferry.

Ferry menambahkan, jika tidak dapat mencegah kenaikan harga pangan hingga kepanikan pasar maka akan menyebabkan naiknya inflasi. Apabila inflasi naik, lanjut Ferry, maka akan berdampak buruk dan negatif bagi perekonomian RI.

Ferry mengingatkan pentingnya Bapanas-Bulog dalam menimalisir resiko short-supply agar tidak terjadi kepanikan pasar yang dapat mendorong naiknya harga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News