Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global

Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global
Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global
farmasi dunia menca[ai USD 179 miliar untuk tahun fiskal Maret 1998. Dari jumlah itu, USD 68,7 miliar terjadi di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 2000,

penjualan obat di Amerika Serikat melonjak drastis mencapai USD 145 miliar. Dan para pengamat yang memantau pertumbuhan obat-obatan di AS meyakini, kondisi ini masih terus menanjak hingga sembilan tahun ke depan.

Pesatnya pertumbuhan penjualan obat-obatan, bukan dikarenakan munculnya obat-obatan baru yang revolusioner. Menurut laporan public Citizen, hanya 22 persen

dari obat-obatan baru yang dilempar ke pasar dalam 20 tahun terakhir. Beberapa pengamat dan peneliti pasar obat menyebutkan pesatnya angka penjualan obat

bukan karena inovasinya. Tetapi lebih karena perkembangan pemasarannya.

Lembar fakta yang dikeluarkan World Health Organization (WHO)  pada April 1999 meggambarkan dengan sempurna bagaimana para farmakrat memanfaatkan bahasa untuk melancarkan stigmasi dan mendikalisasi terhadap merokok. Traktat WHO juga menyebutkan "merokok" sebagai wabah pediatri. Dimana, perilaku itu dapat membunuh jutaan anak-anak dan orang dewasa. "Wabah ini akan membunuh 250 juta anak-anak maupun orang dewasa yang hidup saat ini, dan sepertiga dari mereka hidup di negara berkembang," begitu  bunyi salah satu traktat WHO. Naskah itu juga menegaskan, bahwa perokok tak akan bisa mengatasi dirinya sendiri, karena mereka ditelikung oleh ketagihan.

Judul tulisan di atas melukiskan betapa perang nikotin tidak lebih dari sebuah intrik-intrik korporasi farmasi internasional untuk  meraup keuntungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News