Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global
Jumat, 02 Juli 2010 – 06:42 WIB

Skandal Dibalik Gerakan Anti Tembakau Global
Kini bisa dimengerti jika korporasi perusahaan farmasi bersedia mendanai gerakan untuk mengutuk tembakau, melarang iklan tembakau, memberlakukan larangan merokok dan menodorong untuk menangani secara terapis para perokok. Karena semua langkah itu, secara otomoti akan mendongkrak penjualan produk-produk anti rokok mereka. Akan menjadi lebih menguntungkan jika lembaga-lembaga kesehatan publik, maupun pemerintah ikut serta dalam promosi ini. Agenda suatu korporasi adalah bagaimana mendapatkan uang. Adapun caranya, menjadi tidak penting selama hal itu mendatangkan laba.
Jadi, dipandang dari sudut manapun, perang nikotin hanya menguntungkan bagi perusahaan obat. Semakin gencar perang dilancarkan, maka semakin mendongkrak laba yang mereka peroleh. Karena itu, mereka akan menggunakan berbagai cara untuk membuka jalur-jalur obat-obatan terbaru ke pasar, dan mendorong perkembangan negaraterapeutik lebih lanjut, demi mencetak keuntungan maupun peningkatan laba di kemudian hari.
Yang masih bisa kurang dimengerti sekarang, mengapa para legilator, politisi, pejabat kesehatan publik, dokter, maupun peneiliti ilmiah membiarkan diri
mereka menjadi pengasong obat dan fasilitator program anti tembakau seperti yang dilakukan oleh NAZI pada era zaman Reich ke tiga. Pada era NAZI, tidak
melarang di luar ruangan. NAZI juga tidak melegitimasi dengan cap bahwa perokok adalah orang-orang yang berpendidikan rendah, miskin atau sedang terganggu
Judul tulisan di atas melukiskan betapa perang nikotin tidak lebih dari sebuah intrik-intrik korporasi farmasi internasional untuk meraup keuntungan
BERITA TERKAIT