Skandal Madoff, SEC Akui Gagal
Kasus Penipuan Berkedok Investasi
Kamis, 18 Desember 2008 – 07:55 WIB

Skandal Madoff, SEC Akui Gagal
Sebelumnya, SEC menuai kritik keras. Lembaga itu dinilai lemah dalam melakukan pengawasan sehingga kasus penipuan berkedok investasi Madoff terjadi. Skandal itu juga kian mencoreng citra Wall Street setelah munculnya beberapa kasus lain, seperti kasus securities-backed mortgage dan bangkrutnya perusahaan investasi Lehman Brothers. Selain itu, SEC juga dinilai kurang dalam mengawasi maupun memonitor lima perusahaan investasi independen terbesar di Wall Street, termasuk Bear Stearns.
Tapi, Cox juga menuduh balik bahwa Madoff menyembunyikan pembukuannya dan memalsukan dokumen. Pria 70 tahun yang juga mantan chairman Nasdaq tersebut dinilai memberikan informasi palsu terkait aktivitasnya kepada investor dan regulator.
Stephen Harbeck, chief executive the Securities Investor Protection Corp., kepada The Associated Press menyatakan bahwa ada pembukuan berbeda yang diperiksa penyelidik. Satu pembukuan merekam kerugian perusahaan investasinya, sedangkan yang lain hanya ditunjukkan kepada investor. Harbeck juga membantu mengatur likuidasi Bernard L. Madoff Investment Securities, perusahaan milik Madoff.
Cox juga memerintahkan penggantian staf untuk menginvestigasi kasus itu. Staf SEC sebelumnya diduga sengaja menjalin kontak dengan Madoff dan keluarganya. Meski sempat ditahan, Madoff akhirnya bisa bebas dengan jaminan sebesar USD 10 juta (sekitar Rp 110 miliar).
WASHINGTON - Dikritik karena lemah soal mengawasi terhadap kasus penipuan (pyramid fraud) senilai USD 50 miliar (sekitar Rp 550 triliun) oleh Bernard
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan