Skema 5+3 SBY di Berlin
Rabu, 06 Maret 2013 – 00:41 WIB
Keempat, penguatan hubungan bidang kesehatan. Untuk urusan teknologi persenjataan, Jerman memang salah satu kampiunnya.
Kelima, kerjasama industri pertahanan. Beberapa waktu lalu Indonesia mendatangkan ratusan tank Leopard dari Jerman untuk memperkuat kapasitas pertahanan kita. Awalnya Jerman agak ragu dengan track record masa lalu Indonesia -khususnya di era Orde Baru- yang akrab dengan pelanggaran HAM. Namun dengan kepemimpinan Presiden SBY, Jerman yakin Indonesia telah banyak berubah, termasuk dalam demokrasi dan penghargaan HAM.
Di sisi lain, Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini tengah giat merevitalisasi industri pertahanan. Kinerja BUMN strategis seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) dan PT PAL pun didgenjot. Ketiganya selama ini terbukti tidak hanya mampu bertahan, melainkan telah menunjukkan kemampuannya dalam rekayasa teknologi dan menghasilkan produk-produk alutsista yang bisa diandalkan. Pindad misalnya, sukses memproduksi Senapan Serbu SS-2 yang beberapa kali mampu memenangi kompetisi regional.
PTDI juga tak mau ketinggalan untuk bangkit. Akhir 2012 lalu, BUMN ini menandatangani kontrak kerjasama produksi Pesawat NC 212 bersama Airbus Military. Rencananya seluruh pengerjaan pesawat dilakukan di markas PTDI, di Bandung.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan lawatan kenegaraan ke Jerman, 4-5 Maret. Lantas apa arti penting lawatan itu? Asisten Staf Khusus
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer