Skema 5+3 SBY di Berlin
Rabu, 06 Maret 2013 – 00:41 WIB
Kerjasama ini penting karena PTDI yang telah memiliki lisensi European Aviation Safety Agency (EASA), membutuhkan partner global agar NC 212 bisa dipasarkan ke seluruh dunia. Di luar kelima agenda di atas, secara khusus juga akan dibahas tiga isu spesifik, menyangkut pangan, energi dan transportasi.
Karenanya agar misi diplomasi Indonesia di Jerman berjalan sesuai rencana, SBY menegaskan perlunya total and smart diplomacy. Maksudnya, segala celah yang memungkinkan dalam hubungan internasional harus dimanfaatkan. Selain itu juga lebih mengedepankan positive thinking dan tidak terjebak dalam jargon-jargon politik semata. Di atas semua itu ada yang namanya The Indonesian Way (TIW). Ini merupakan prinsip dasar yang melandasi politik bebas aktif kita.
Dalam ekonomi internasional, TIW yang dimaksudkan SBY adalah jalan Indonesia untuk mengelola ekonominya secara independen. Kita tahu, bagi sejumlah kalangan penganut ekonomi liberal fanatik, peran negara dalam ekonomi adalah sesuatu yang haram. Kelompok ini percaya mekanisme pasar akan menemukan keseimbangan harga dan pemerintah tidak perlu hadir. Itulah aliran kapitalisme absolut yang dipercaya banyak negara Barat.
Namun dogma di atas pelan-pelan kehilangan tajinya, terutama setelah Eropa dan AS terkena badai krisis beberapa tahun terakhir. Pasar terbukti sangat rentan terhadap guncangan, dan pasar tidak pernah punya pengendali utama yang bisa disalahkan bila ekonomi ambruk. Semua serba absurd seperti serangan capital outflow yang mendadak dan tidak terlihat, namun sangat mematikan efeknya bagi suatu negara. Indonesia sudah memiliki pengalaman itu kala krisis 1997 yang mengakhiri kejayaan ekonomi semu Orde Baru.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan lawatan kenegaraan ke Jerman, 4-5 Maret. Lantas apa arti penting lawatan itu? Asisten Staf Khusus
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer