Skema 5+3 SBY di Berlin
Rabu, 06 Maret 2013 – 00:41 WIB
“Kita punya jalan sendiri, The Indonesian Way, yang walaupun tidak sama dengan ajaran guru-guru ekonomi di Barat, tetapi kita yakin Indonesia bisa selamat,” itulah kalimat kunci yang dikatakan Presiden menjelang pelepasan delegasi ke rangkaian pertemuan di Jerman.
Di sini TIW menggarisbawahi pentingnya peran negara dalam ekonomi, khususnya untuk mengontrol harga-harga komoditas primer yang banyak digunakan masyarakat. Selain itu negara hadir di ranah ekonomi untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang dilakukan perusahaan-perusahaan raksasa yang terkadang merasa memiliki power di atas negara.
Pentingnya kunjungan Presiden SBY ke Jerman kali ini juga dapat dilihat dari padatnya rangkaian agenda pertemuan. Mulai dari upacara penyambutan di Kantor Presiden Republik Federal Jerman di Schloss Bellevue, pertemuan bilateral dengan Presiden Joachim Gauck, Business Luncheon, One-on-One meeting dengan sejumlah CEO terkemuka Jerman, hingga sejumlah kegiatan lainnya.
Dalam konteks politik bebas aktif, kerjasama dengan Jerman menunjukkan independensi Indonesia dalam geopolitik global. Indonesia bukanlah negara yang berpatron dengan negara atau blok terntentu. Di saat menjalin kerjasama dengan Jerman sekarang ini, Indonesia juga menjaga hubungan dengan AS, meningkatkan kerjasama dengan Rusia, dan di kancah diplomatik lainnya mendukung Iran dalam pengembangan energi nuklir.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan lawatan kenegaraan ke Jerman, 4-5 Maret. Lantas apa arti penting lawatan itu? Asisten Staf Khusus
BERITA TERKAIT
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Prabowo Ingin Berguru dari China Cara Mengatasi Kemiskinan
- Inilah Misi Prabowo ke China, Ada soal Pemberantasan Kemiskinan
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich