Skema Baru Tunjangan Pengangguran Australia Dituding Sengaja Dirancang untuk 'Menghukum Orang'

Harus menyesuaikan diri
Menteri Tenaga Kerja Tony Burke pekan lalu mengakui adanya kekhawatiran dalam penerapan skema baru dan pengalaman penggunanya sangat bervariasi.
Sebuah komite parlemen telah dibentuk untuk meneliti program tersebut, namun hasilnya baru akan dilaporkan September 2023.
Menurut Sally Sinclair, ketua Asosiasi Layanan Ketenagakerjaan Nasional, badan tertinggi untuk sektor jasa tenaga kerja kontrak, pelaksanaan skema baru akan berjalan "relatif baik" mengingat skala transisi yang terjadi saat ini.
"Semua pihak telah berusaha sangat keras untuk menjadikan hal ini sebagai pengalaman paling positif bagi para penerima dan pemberi kerja. Tapi akan membutuhkan waktu," katanya.
"Faktanya skema ini merupakan investasi pemerintah skala besar dengan banyak persyaratan kontrak. Tapi kita perlu memastikan bahwa semua orang bisa menyesuaikan diri," jelasnya.
Pemerintah telah mengindikasikan akan membuat perubahan lebih lanjut sebelum komite parlemen menyelesaikan laporannya.
Bagi Rebekah dan pencari kerja lainnya, perubahan seperti itu seharusnya tidak perlu lebih lama.
"Tidak mudah bagi siapa pun yang sedang belajar untuk dapat memenuhi poin yang dipersyaratkan," ujarnya.
Sejak awal Juli 2022, lebih dari 800.000 pencari kerja di Australia, seperti Rebekah, dipindahkan ke skema baru bernama 'Workforce Australia'.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia