Skema Penyaluran Berubah, Serapan KUR Rendah
jpnn.com, BENGKULU - Serapan kredit usaha rakyat (KUR) di Provinsi Bengkulu baru menembus Rp 305 miliar dari plafon sebesar Rp 850 miliar.
Rendahnya serapan KUR disebabkan karena skema penyalurannya yang berbeda.
“Tahun sebelumnya besaran total dana KUR sejak program ini bergulir di kisaran tahun 2015, tergolong bagus karena mendekati angka Rp 1 triliun. Persis tahun sebelumnya sekitar Rp 900 miliar,” ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu Yan Syafri, kemarin (9/8).
Dia menegaskan kondisi ini dapat terjadi karena dana yang disalurkan ada murni milik bank.
Sedangkan pemerintah hanya melakukan subsidi bunga saja sebesar sembilan persen per tahun.
Konsep ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya saat KUR dijalani.
Melalui skema ini jika suatu bank mempersyaratkan suku bunga sekitar 11-13 persen per tahun, maka pemerintah telah menanggung sembilan persennya.
“Karena ini dananya milik bank, dapat saja serapan KUR lebih sedikit dari yang diharapkan karena ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi debitur, tetapi suku bunganya sebagian besa ditanggung pemerintah,” paparnya.
Serapan kredit usaha rakyat (KUR) di Provinsi Bengkulu baru menembus Rp 305 miliar dari plafon sebesar Rp 850 miliar.
- Usut Kasus Korupsi, KPK Periksa Pejabat Pemprov Bengkulu
- Guru Honorer di Bengkulu Jadi Tersangka Penganiayaan Murid SD
- Pascapenangkapan Bandar Narkoba, Polda Bengkulu Siagakan Personel
- Wahai Dirut Bank Bengkulu, Berapa Uang yang Diberikan kepada Rohidin Mersyah untuk Pilkada?
- Harimau Berkeliaran, Objek Wisata Alam Danau Lebar Mukomuko Ditutup Sementara
- Penemuan Mayat di Mukomuko, Ada Luka di Wajah dan Leher Korban