Skenario Pemerintah Meredam Demo Mahasiswa Bukan Cara Demokratis
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai skenario pemerintah meredam demo mahasiswa bukan cara yang demokratis.
"Mestinya tak usah melarang mahasiswa demo. Itu hak konstitusional warga negara yang dijamin undang-undang. Masak negara demokrasi begini?" kata Adi kepada JPNN, Kamis (26/9).
Hal ini disampaikannya, merespons arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Menristek Dikti Mohamad Nasir, agar meredam aksi mahasiswa turun ke jalan, dan mengajak mereka menyelesaikan persoalan lewat dialog.
"Kalau mau dilarang demo anarkis yang brutal, bukan demo mahasiswa. Kok makin ke sini demokrasi mundur jauh ke belakang," lanjut pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini.
Pihaknya menilai cara-cara represif dalam meredam aksi mahasiswa tidak akan membuat demokrasi di negara ini semakin maju.
"Gimana mau maju demo saja dilarang. Ngapain juga mahasiswa dibungkam, toh gerakan mereka sebatas isu KPK dan RKUHP. Kok ketakukan begini. Bukannya demo mahasiswa wujud nyata doa presiden yang dikabulkan Tuhan," tandas direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.(fat/jpnn)
Pengamat politik Adi Prayitno menilai skenario pemerintah meredam demo mahasiswa bukan cara yang demokratis.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- PPI Apresiasi Kinerja Polri Karena Tahun Politik Kondusif & Responsif Aduan
- Perlu Political Will Prabowo untuk Menunda PPN 12 Persen Melalui APBNP
- Said Didu Rusak Kerukunan di Banten, Mahasiswa Islam Desak Aparat Bertindak
- Koalisi BEM Banten Serukan Tolak Upaya Said Didu Mengadu Domba terkait PIK 2
- Pengamat Sebut Pilkada Jakarta 2024 Jadi Ajang Pertarungan Para King Maker, Siapa?
- Flyer Gugat Dana Kampanye Rano Karno Disabotase, Aksi Mahasiswa Batal