Skenario Politik untuk Persatukan Kadima dan Likud, Usulkan Rotasi PM Israel
Senin, 16 Februari 2009 – 06:46 WIB
Partai Likud dalam pernyataan resminya Sabtu malam mengatakan, amat disayangkan jika Livni tak mau bergabung dengan pemerintah persatuan nasional yang dipimpin Netanyahu. ''Livni seharusnya mengesampingkan kepentingan politik demi kepentingan nasional,'' bunyi pernyataan tersebut.
Hasil pemilu memang menempatkan Kadima di posisi puncak. Namun, secara keseluruhan, partai berhaluan kiri-tengah pimpinan Kadima kalah suara dibandingkan dengan partai berhaluan kanan pimpinan Likud. Bila ditotal, perolehan kursi golongan kiri-tengah hanya 44. Sedangkan sayap kanan memperoleh 65 kursi di antara total 120 kursi di Knesset alias parlemen Israel. Konstitusi Israel menggariskan, bila ada koalisi partai yang menguasai setengah plus satu atau 61 kursi parlemen, ketua partai pemilik kursi terbanyak di koalisi tersebut secara otomatis menjadi PM.
Menyoal gencatan senjata antara Hamas dan Israel, Olmert menegaskan bahwa pihaknya baru akan sepakat kalau serdadu Israel Gilad Shalit dibebaskan Hamas. Shalit ditawan Hamas pada Juni 2006. Namun, permintaan tersebut, tampaknya, sia-sia. Sebab, menurut seorang petinggi Hamas, Shalit mungkin sudah tewas saat invasi 22 hari Israel lalu. Dia disebut tewas bersama sekitar 1.300 korban warga Gaza.(ape/ttg)
JERUSALEM - Skenario politik untuk mempersatukan dua partai terkuat hasil pemilu Israel 10 Februari lalu, Kadima dan Likud, terus bergulir. Dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan
- Elite Palestina Siap Bernegosiasi dengan Bos Intel Israel di Doha
- Bus Wisata Masuk Jurang, 19 Penumpang Tewas, Sopir Selamat
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Ekonomi Vietnam Makin Maju, Hanoi Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka