Skincare Sumbang Inflasi di Sumsel, Kepala BPS: Banyak yang Ingin Tampil Cantik
jpnn.com, PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat inflasi pada Maret 2024 sebesar 0,25 persen.
Adapun penyumbang tertinggi inflasi yakni komoditas perawatan kecantikan.
"Perawatan kecantikan seperti skincare tercatat menyumbang potensi, 0,64 persen dari inflasi Sumsel dan tertinggi," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (BPS Sumsel), Moh Wahyu Yulianto saat ditemui di BPS, Senin (1/4).
Kata Wahyu bahwa inflasi di Sumsel tergolong rendah yakni senilai 0,25 persen selama Maret, angka tersebut secara umum masih di bawah nasional.
"Kendati inflasi Sumsel tergolong rendah, pemerintah tetap harus waspada terhadap kenaikan harga hingga momen lebaran tiba," kata Wahyu.
"Karena kalau lebaran ini tidak bisa dipungkiri semua komoditas dan bahan pangan akan mengalami kenaikan dan ini sering terjadi," tambah Wahyu.
Kendati perawatan kecantikan mengalami kenaikan harga yang cukup relevan, kelompok bahan pokok dari komoditas cabai dan beras justru tercatat mengalami penurunan harga.
Hal itu tak luput dari upaya pemerintah mengadakan kegiatan pasar murah.
Skincare menjadi penyumbang terjadinya inflasi di Sumatera Selatan, yakni sebesar 0,64 persen.
- 36 Orang di Sumsel Meninggal Akibat DBD, Waspada!
- Video Narapidana di OI Diduga Berpesta Narkoba di Sel Viral, Ini Kata Kadivpas
- Ganesha Operation Bekali Siswa Sumsel Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yang Ketat
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sanksi Pidana Menanti Kades & Lurah yang Melanggar Netralitas di Pilkada 2024
- Eddy Santana-Riezky Aprilia Dorong Pemerataan Pembangunan di Sumsel