SKK Migas Usul Revisi Target Lifting Minyak
Paling Tinggi 830 Ribu Bph

Dia berpendapat, Indonesia saat ini memang sedang mengalami penurunan produksi minyak. Hal itu disebabkan belum adanya penemuan blok minyak dengan produksi signifikan dalam puluhan terakhir. Sedangkan, sumur yang menjadi tulang punggung terus terkuras.
"40 persen dari produksi Indonesia merupakan hasil dari Lapangan Minas dan Duri yang dikelola oleh Chevron. Sebenarnya, produksi minyak di lapangan lain itu masih cukup stabil. Tapi karena yang 40 persen ini menurun, akhirnya total produksi minyak nasional ikut menurun," jelasnya.
Karena itu, upaya penemuan sumur dengan produksi minyak signifikan dibutuhkan. Menurutnya, lapangan dengan cadangan terbukti terbaru yakni Lapangan Cepu pun belum memuaskan.
"Yang sekarang sedang dibanggakan itu Cepu dengan cadangan 455 juta barel. Tapi, kalau dibandingkan total cadangan Chevron di Indonesia sebesar 9 miliar, itu hanya 5 persen saja," imbuhnya.
Dia menambahkan, untuk mendapatkan cadangan sebesar Chevron pun tak mudah. Lapangan Duri dan Minas masing-masing digarap sejak tahun 1941 dan 1944. Namun, produksi pertama baru didapat pada 1952 dan mencapai puncak pada 1960an.
"Industri hulu migas ini merupakan industri jangka panjang. Apa yang diputuskan hari ini baru terlihat hasilnya 10-20 tahun nanti," ungkapnya. (bil)
JAKARTA - Sinyal revisi target produksi minyak tahun ini semakin kuat. Hal itu disampaikan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram
- BPKH Catat Kinerja Positif 2024, Indra Gunawan: Lampaui Target Dana Kelolaan
- Update Harga Emas Antam Hari Ini, Sabtu 19 April 2025, Stabil
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Pelindo Batasi Kontainer yang Masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok
- Data Terbaru Modal Asing Keluar, Berikut Perinciannya