Skors Tidak Selalu Tegas
Senin, 07 Maret 2011 – 08:50 WIB
BAGI FIFA, independensi adalah harga mati. Pasal 17 ayat dua statuta FIFA menyebutkan apabila anggota FIFA harus mampu menjaga independensi di negaranya. Karena itu, FIFA bakal bertindak tegas terhadap federasi sepak bola yang diintervensi pemerintah di negara bersangkutan. Kasus serupa sebenarnya terjadi beberapa hari sebelumnya di Guinea. Yakni ketika Menteri Olahraga Guinea Fodeba Isto Keira membubarkan tim sepak bola negaranya setelah gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 maupun Piala Afrika di tahun yang sama. "Timnas Guinea telah dibekukan terkait hasil yang tidak sesuai harapan dan masalah disiplin," kata Keira kala itu kepada AFP.
Tapi, dalam beberapa kasus, otoritas tertinggi sepak bola sejagat itu dianggap tidak konsisten. Kasus Iraq misalnya. Pada 20 November 2009, Federasi Sepak Bola Iraq (IFA) diskors kali kedua oleh FIFA gara-gara adanya intervensi dari Komite Olimpiade Iraq (NOCI atau semacam KONI-nya Iraq).
Baca Juga:
Itu setelah empat hari sebelumnya, NOCI mengirim pasukan keamanan untuk menguasai markas IFA. FIFA yang tidak terima independensinya diinjak-injak memberi ultimatum 72 jam agar NOCI menarik pasukan keamanannya. Setelah lewat batas waktu dan tidak diindahkan, IFA pun diskors FIFA.
Baca Juga:
BAGI FIFA, independensi adalah harga mati. Pasal 17 ayat dua statuta FIFA menyebutkan apabila anggota FIFA harus mampu menjaga independensi di negaranya.
BERITA TERKAIT
- Arema FC vs Persib: Ze Gomes Ogah Kalah Lagi, Minta Pemain Cetak Gol Cepat
- Erspo Perkenalkan Jersei Baru Timnas Indonesia, Ada Makna Mendalam
- The Daddies Tumbang di 16 Besar Indonesia Masters 2025
- Bojan Hodak Kritik Kualitas Rumput Stadion, 2 Pemain Persib Jadi Korban
- Arema vs Persib Bandung: Beckham di Ambang Sejarah
- Live Streaming Semifinal Australian Open 2025, Final Impian?