SLB Masih Kekurangan Guru
jpnn.com - PURWOKERTO - Siswa penyandang kebutuhan khusus atau tuna grahita di Purwokerto masih membutuhkan tambahan guru. Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut, Drs Rubimanto M Pd.
Dia mengatakan, saat ini di SLB tersebut baru tersedia 17 guru. Padahal, idealnya membutuhkan paling tidak 34 guru.
"Kebanyakan orang tidak mau mengajar di sini, karena itulah masih kurang sekali tenaga guru," katanya, seperti diberitakan Radar Banyumas (Grup JPNN).
Guru yang ada, kata dia, masih harus bolak-balik dari satu kelas ke kelas yang lain yang berjumlah 12 kelas dengan jumlah siswa 116 siswa. "Padahal seharusnya jumlah pengajar dua kali dari jumlah tersebut. Jadi selama ini, staf pengajar tidak cuma lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), tetapi juga guru bukan PLB," ujar dia.
Dia menjelaskan, SLB Yakut di Purwokerto memiliki dua kelas keterbatasan. Pertama SLB Yakut B, itu untuk siswa tuna rungu. Kedua, SLB Yakut C, bagi siswa penyandang tuna grahita ringan dan sedang. "Siswa dengan kebutuhan lebih memerlukan penanganan yang berbeda sesuai kekurangannya," kata dia.
Untuk tuna rungu, mereka hampir dikatakan normal. Kemudian untuk siswa tuna grahita ringan, mereka diajarkan untuk mampu didik. Tetapi untuk tuna grahita ringan, mereka dilatih untuk memiliki keterampilan. Oleh sebab itu, dibutuhkan guru dengan kebutuhan yang berbeda juga.(mam/sam/jpnn)
PURWOKERTO - Siswa penyandang kebutuhan khusus atau tuna grahita di Purwokerto masih membutuhkan tambahan guru. Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life
- Dukung Masa Depan Bangsa, Peruri Berikan Beasiswa bagi Anak TNI POLRI