SMAN 10 Pentagon Setelah Dikelola Provinsi

SMAN 10 Pentagon Setelah Dikelola Provinsi
Siswa SMA. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Tidak hanya guru, para siswa yang membaur dengan para guru hampir 24 jam setiap harinya sangat berharap agar sekolah ini tidak bubar. Bahkan para siswa pun akan tetap bertahan di sekolah, hingga tamat.

Bahkan sampai saat ini pun mereka tidak terganggu dan terpengaruh dengan isu kalau sekolah terancam bubar karena tidak lagi didukung penuh oleh pemerintah.

“Kami di sekolah sampai saat ini tetap belajar seperti biasa, makan juga sama tidak ada yang berubah. Dan kami tetap yakin sekolah bagus ini akan tetap bertahan. Kami siswa juga berharap agar pemerintah dapat memperhatikan sekolah ini, agar tetap bisa berjalan seperti saat ini,” kata siswa kelas 2 SMAN 10 Pentagon Gardan Yudi.

Sekolah ini juga tidak membedakan antaran siswa muslim dan non muslim, semuanya mendapatkan pendidikan sama termasuk dengan kegiatan keagamaan.

Untuk siswa non muslim, setiap minggu dan kegiatan gereja semuanya pasti diantar dan di jemput oleh pihak sekolah.

“Walau beda agama kami tetap nyaman dan kami yang beragama keriten setiap minggu selalu di atar ikut kebaktian. Dan kalau ada kegiatan gereja malam hari juga kami tetap diantar dan diperhatikan oleh pihak sekolah dan pengasuh,” pungkas Imanuel kepada RB.

Untuk diketahui sejak awal para siswa berprastasi yang lulus tes seleksi masuk SMAN 10 Pentagon tidak hanya dari kabupaten dan kota di Bengkulu saja.

Namun ada juga dari Lampung dan Sumsel, mereka yang dinyatakan lulus sejak masuk menempuh pendidikan harus tinggal di sekolah. Untuk biaya makan, setiap siswa harus membayar Rp 1,5 juta per bulannya.

Terhitung sejak tahun 2017, pengelolaan SMA/SMK dialihkan dari pemkab/pemko ke pemprov.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News