SMK dan SMA Kekurangan 13 Ribu Guru Produktif
Bakal Didrop Guru-guru Non FKIP
Sabtu, 15 September 2012 – 08:47 WIB
JAKARTA - Rencana pemerintah menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun atau pendidikan menengah universal (PMU) menemui hambatan. Selain urusan anggaran yang minim, pemerintah juga menghadapi kendala kekurangan tenaga pengajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghitung, kekurangan guru SMK dan SMA mencapai 13 ribu orang.
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menuturkan, kekurangan guru yang paling besar adalah untuk SMK. "Terutama untuk guru-guru yang bersifat guru produktif di SMK. Kalau guru di SMA banyak yang berlebih," kata dia saat ditemui di kantornya kemarin (14/9). Guru produktif ini seperti guru-guru otomotif, elektronika, TIK (teknologi informasi dan komunikasi), dan sejenisnya.
Baca Juga:
Menurut Hamid, kebutuhan guru dalam jumlah yang cukup besar ini muncul karena pemerintah mengejar target peningkatan angka paritispasi kasar (APK) pendidikan menengah sebesar 4 persen. Sebagai catatan, APK pendidikan menengah saat ini masih sekitar 74 persen.
Upaya peningkatan APK ini dilakukan dengan menambah ruang kelas baru (RKB). Tahun depan, pemerintah sudah mengagendakan membangun 12 ribu hingga 14 ribu ruang kelas baru. Selain itu, mereka juga bakal membangun 216 unit sekolah baru. Untuk mewujudkan program ini, pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp 2,9 triliun.
JAKARTA - Rencana pemerintah menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun atau pendidikan menengah universal (PMU) menemui hambatan. Selain urusan anggaran
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Makan Bergizi Gratis Membentuk Karakter & Kepribadian Mulia
- Buntut Penangguhan Gelar Doktor Bahlil, Deolipa Minta 2 Dekan UI Mundur dari Jabatannya
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Pesan Prabowo soal Kurikulum Merdeka, Alon-Alon
- Mendikdasmen: Coding dan Artificial Intelligence Mulai Diajarkan pada Tahun Ajaran Baru
- Ganesha Operation Bekali Siswa Sumsel Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yang Ketat
- Institut Teknologi Del Menggunakan AI untuk Deteksi Kecurangan Saat Ujian