SMK di Papua Sulit Ikuti Perkembangan Otomotif
Jumat, 14 Mei 2010 – 21:31 WIB
”Muhammad Asrul dikirim seorang diri saja ke Pusat Pengembangan Penataran Guru Tekhnologi Malang. Tidak ada guru pendamping karena keterbatasan dana,” ungkap Ricky.
Baca Juga:
Di samping itu, Ricky juga menerangkan bahwa masalah pendidikan kejuruan di Papua bukan hanya soal dana, tetapi juga merembet ke soal sarana dan prasarana serta tenaga gurunya sendiri. Dijelaskan, hingga saat ini belum ada perguruan tinggi yang menghasilkan guru produktif, khususnya di bidang otomotif, listrik, dan elektro.
“Kami sudah mengadukan hal ini berkali-kali ke tingkat provinsi. Namun belum ada hasilnya. Kalaupun saat ini dibangun, mungkin kami baru bis merasakan hasilnya sekitar lima tahun ke depan,” tandasnya. (cha/jpnn)
JAKARTA -- Guru pendamping dari SMKN 6 Jayapura, Papua, Ricky Poana, mengakui pihaknya sangat kesulitan untuk mengetahui perkembangan dunia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas