SMP Swasta Kurang Siswa, DPS Minta Bahas dengan Dispendik
Kekurangan murid saat ini terjadi di beberapa SMP Muhammadiyah yang berada di pinggiran kota.
Yang mayoritas siswanya berasal dari keluarga menengah ke bawah. "Kalau yang di wilayah tengah dan siswanya dari keluarga menengah ke atas masih stabil jumlahnya," terang dia.
Aziz tidak menampik minimnya jumlah siswa SMP swasta itu tidak terlepas dari peluang SMP negeri.
Yang menawarkan pendidikan gratis. Kondisi itu membuat banyak siswa memilih ke negeri daripada SMP swasta.
Selain itu, pihaknya akan menganalisis menurunnya jumlah siswa di beberapa SMP Muhammadiyah tersebut, apakah karena dapat kebijakan Dispendik Surabaya.
"Besok (hari ini, Red) kami rapat," jelasnya. Jika menemukan adanya kebijakan yang dirasa kurang pas, PDM akan berkirim surat ke wali kota. Tujuannya, mendapat solusi bersama bagi pendidikan di Surabaya.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Bagio Fandi Sutadi menerangkan, keluhan musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMP swasta terjadi karena anggaran pendidikan Surabaya yang dahulu juga menangani SMA/SMK kini banyak mengalir ke SMP dan SD.
Dia sepakat dengan langkah memudahkan warga tak mampu mendapat pendidikan.
Bertambahnya jumlah rombel di hampir setiap SMP negeri membuat SMP swasta terkena dampak kurang siswa.
- Siswa Tak Lolos PPDB Jangan Ragu Masuk Swasta, Pemkot Bekasi Punya Kabar Gembira
- Siswa di Papua Bayar PPDB, Filep Wamafma: Seharusnya Gratis, Ada Dana Otsus
- Sekolah Ini Tak Pernah Dapat Murid Baru Sejak PPDB 2 Tahun Lalu
- Jumlah Siswa Sedikit, Empat SD Digabung
- PPDB Sistem Zonasi: Banyak Kursi Kosong di Sejumlah SMPN
- Kemendikbud: Usia 15 Tahun 15 Hari Bisa Diterima di SMP Negeri