SMPN 2 Batam Larang Anak Cacat Daftar Sekolah
”Ketika saya tanyakan dananya kemana, kepala sekolah bilang dana itu sudah dikembalikan ke pusat. Katanya, aturan sekolah inklusi itu tidak jelas,” ujarnya.
Sekolah pun, menurut Richard, lebih mengutamakan kuota bina lingkungan. Yakni kuota penerimaan siswa dari lingkungan di sekitar sekolah. Jumlahnya, 75 siswa.
”Kok mereka justru mementingkan kuota bina lingkungan itu terpenuhi. Sementara ini ada siswa berkebutuhan khusus ingin mendaftar. Mereka itu kan sekolah inklusi,” tambahnya lagi.
Sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan.
Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan pendidikan khusus sesuai potensinya masing-masing. Sementara siswa reguler juga akan mendapatkan pendidikan sebagaimana layaknya pendidikan reguler.
Siswa berkebutuhan khusus dan siswa reguler bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing. Sehingga dapat hidup eksis dan harmonis di tengah masyarakat.
Sekolah inklusi berbeda dengan sekolah luar biasa (SLB). SLB adalah sekolah tempat siswa yang berkebutuhan khusus sama dikelompokkan dalam satu tempat. Di SLB, tidak akan ada pertemuan antara anak-anak normal dan anak berkebutuhan khusus.
”Saya rasa, sekolah itu tidak mengerti perbedaan antara sekolah inklusi dan SLB. Makanya mereka tak mau menerima,” katanya.
BATAM - Richard Alfred memprotes proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMPN 26 Batuaji. Pria yang menjadi Koordinator Wilayah Sumatera Forum
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life