SNI Untuk UKM Digratiskan
BSN Berharap Anggarannya Naik Jadi Rp 2 Triliun
Senin, 01 September 2014 – 06:50 WIB
Bambang menuturkan, rata-rata setiap tahun anggaran BSN sebesar Rp 100 miliar. Untuk bisa menalangi biaya sertifikasi SNI di kalangan UKM, Bambang mengatakan untuk bisa membantu pembiayaan program sertifikasi di kalangan UKM, BSN memerlukan anggaran sekitar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun.
Baca Juga:
Menurut Bambang, kewajiban sertifikasi SNI diterapkan untuk melindungi konsumen. Perlindungan itu mencakup aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan konsumen.
Pemberian dana talangan pengurusan sertifikasi SNI, menurut Bambang juga bisa mencegah peredaraan sertifikat SNI palsu di pasaran. Selama tiga tahun terakhir, tim BSN menemukan banyak pemalsuan sertifikat SNI. Umumnya sertifikat palsu ini muncul pada barang-barang yang ditetapkan pemerintah wajib ber-SNI.
Contohnya adalah alat-alat elektronika dan kelistrikan. Kemudian juga di helm, yang juga diwajikan harus ber-SNI. "SNI palsu itu bisa jadi mengurus yang resmi mahal, rumit, dan sebagainya. Untuk itu kita perkuat pendampingannya," kata dia.
Bambang tidak bisa menyepelekan posisi UKM sehingga bisa memproduksi barang tanpa sertifikasi SNI. Sebab barang-barang produksi UKM sudah semakin banyak digunakan masyarakat. Bahkan juga sudah sampai dijual ke pasar luar negeri. Dia berharap anggaran untuk sertifikasi SNI di kalangan UKM keluar dalam APBN 2015. (wan)
JAKARTA - Pemenuhan sertifikasi SNI (standar nasional Indonesia) di kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dinilai masih minim. Badan Standarisasi Nasional
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Kulonprogo Minta Bulog Segera Bertindak
- APKI Siap Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
- Awal 2025, Vietjet Tambah 10 Pesawat Baru
- Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Bagi Karyawan, PLN Gandeng Primaya Hospital
- Guru Besar IPB Sebut Rencana Peluasan Kawasan Sawit jadi Ide Positif
- Great Eastern Life Indonesia & OCBC Luncurkan Produk Baru dengan Kepastian Imbal Hasil