Soal BBM Ramah Lingkungan, Indonesia Tertinggal Jauh dari Negara Tetangga

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat otomotif Mukiat Sutikno menyoroti penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Menurut Mukiat penggunaan BBM ramah lingkungan di Indonesia jauh ketinggalan dibandingkan negara lain, termasuk di kawasan Asia Tenggara.
“Kebanyakan negara lain sudah Euro 4. Bahkan Singapura sudah Euro 5 ke Euro 6. Di Indonesia sendiri Euro 2 dan 3 masih ada,” kata Mukiat pada Kamis (24/9).
Untuk itu menurut hematnya, Indonesia juga harus segera mengikuti, kalau tidak, tentu semakin ketinggalan.
Dan jika disetarakan dengan angka oktan, lanjut Mukiat, penggunaan memang setidaknya harus dengan BBM yang memiliki RON di atas 90.
Karena itu, Indonesia mau tidak mau memang harus segera beralih menggunakan BBM dengan oktan tinggi.
Dilihat dari perspektif industri otomotif, desakan peningkatan angka oktan BBM tersebut mendesak, karena hampir semua merk kendaraan bermotor di Indonesia juga dijual di luar negeri.
Dengan demikian, industri otomotif mau tidak mau memang harus melakukan penyesuaian kondisi mesin, sebelum melakukan penjualan ke mancanegara. Dan hal itu, tentu berdampak terhadap biaya produksi.
BBM oktan rendah memang berpengaruh buruk tak hanya terhadap lingkungan, namun juga bagi performa kendaraan dan kondisi mesin.
- Kado Lebaran dari Pertamina: Harga BBM Non-Subsidi Turun Mulai Hari Ini 29 Maret 2025
- Kado Idulfitri Pertamina Turunkan Harga BBM Jenis Ini
- Waka MPR Eddy Soeparno Tekankan Transisi Harus Menguatkan Ketahanan Energi Nasional
- Mudik Nyaman Bersama Pertamina: Layanan 24 Jam, Motoris dan Fasilitas Lengkap
- Polresta Bandung Sidak SPBU Nagreg, Pastikan Takaran BBM Akurat saat Arus Mudik
- Wamen ESDM dan Pertamina Patra Niaga Pastikan Distribusi Energi Aman di Sumbar