Soal Calon Kapolri, Pengamat: Presiden Tak Membedakan SARA
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo diyakini tak akan membedakan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) terhadap calon kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki usia pensiun.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan meyakini, presiden hanya akan melihat kemampuan sosok yang akan dipilih dan kemauan bekerja keras.
"Saya meyakini presiden tidak akan melihat soal suku, agama dan golongan. Saya yakin, Presiden menilai orangnya mampu dan mau bekerja keras," ujar Edi kepada JPNN.com, Jumat (8/1).
Menurut pakar ilmu kepolisian dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini, dalam UU Polri juga tidak dikenal adanya SARA.
Artinya, siapapun yang dipilih nantinya benar-benar sosok yang mampu mengemban jabatan sebagai seorang kapolri.
"Jadi, bersabar saja, saya kira tidak akan lama lagi presiden akan mengirimkan satu nama ke DPR," katanya.
Saat ditanya, mengapa hanya satu nama yang akan disodorkan ke DPR untuk menjalani fit and proper test, mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini menjawab secara sederhana.
"Kenapa satu nama, tujuannya untuk menghindari blok-blokan dan konflik di internal polri. Saya kira presiden akan sangat bijak untuk itu," kata Edi.
Presiden Joko Widodo diyakini tidak akan membedakan SARA calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki usia pensiun.
- Edi Optimistis Gugus Tugas Polri Percepat Terwujudnya Swasembada Pangan
- Edi Sebut Komjen Pol Ahmad Dofiri Tepat Jabat Wakapolri, Begini Alasannya
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Edi Sebut Penghargaan Malaysia Pada Kapolri Kebanggaan Rakyat Indonesia
- Langkah Cepat Polisi Memproses Kasus Asusila Anggota DPRD Singkawang Dipertanyakan