Soal Insentif Mobil Hybrid, Moeldoko: Tidak Penting!
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah tampaknya terus menggenjot percepatan penyebaran mobil listrik (electric vehicle/EV) daripada mobil hybrid (kombinasi bensin dan listrik) di Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah memilih mendahulukan pemberian insentif untuk mobil listrik ketimbang hybrid.
“Menurut saya tidak terlalu penting (insentif untuk hybrid) karena masih pakai bensin,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa.
Saat ditanya mengenai nasib insentif untuk mobil hybrid? Moeldoko menjelaskan bahwa pemerintah lebih condong memberikan insentif keringanan pajak pada kendaraan yang sepenuhnya bertenaga listrik.
Menurut dia mobil listrik akan lebih berdampak pada negara, utamanya membantu mencapai misi lingkungan nol emisi (net zero emission/NZE) pada 2060.
Mobil listrik, lanjut Moeldoko, juga dapat mengurangi beban pemerintah dalam hal impor bahan bakar minyak (BBM) yang harganya hingga kini makin tinggi.
“Lebih baik (beri insentif) di EV, karena dampak nyata EV itu ada dua, dampak positifnya bagi masyarakat, bangsa, dan negara, yang pertama masalah lingkungan, yang kedua masalah besaran import BBM kita itu sangat-sangat besar,” kata Moeldoko menambahkan.
Pemerintah tengah menggodok peraturan yang dikabarkan akan segera disahkan, terkait insentif untuk kendaraan hybrid di Indonesia.
“Menurut saya tidak terlalu penting (insentif untuk hybrid) karena masih pakai bensin,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
- Wuling Merilis Mobil Listrik Mungil Serbaguna, Harga Rp 100 Jutaan
- Malam Pertama
- Hasil Survei: 91% Masyarakat Tertarik Membeli Mobil Hybrid, Asalkan
- Perluas Jangkauan & Ajak Masyarakat Bisnis Rental Mobil Listrik, Moren Gandeng Ribuan Partner
- Asyik, Beli Mobil Listrik Bebas PPnBM
- PPN Naik jadi 12 Persen, Gaikindo: Tidak Perlu Dikhawatirkan