Soal Isu Mi Instan Bisa Naik, Kementan Merespons Begini

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) merespons setelah ramai isi harga mi instan bakal naik akibat lonjakan harga gandum dunia.
Kementan meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk terus waspada terhadap potensi krisis pangan global.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan banyak negara saat ini krisis pangan sudah di depan mata.
Menurut laporan Global Crisis Response Group Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi setidaknya satu dimensi krisis pangan, energi, dan sistem finansial.
"Potensi krisis pangan global karena adanya gangguan rantai pasok yang membuat harga berbagai komoditas melonjak," kata Kuntoro dalam siaran persnya, Kamis (11/8).
Kuntoro melanjutkan, Perang Ukraina–Rusia, perubahan iklim, dan pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya usai, menyebabkan adanya tren di kalangan negara-negara sentra produksi pangan mulai melakukan restriksi ekspor ke negara-negara lain.
Sepanjang Juni 2022, International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebut ada berbagai kebijakan restriksi ekspor di beberapa negara, baik berupa pelarangan, izin, dan atau pajak ekspor.
Salah satu komoditas dibatasi adalah gandum.
Kementerian Pertanian (Kementan) merespons setelah ramai isi harga mi instan bakal naik akibat lonjakan harga gandum dunia.
- Hari Kedua Lebaran, Mentan Tancap Gas Turun Lapangan Sidak 4 Gudang Bulog di Sulsel
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah
- Kementan Gelar Pelepasan Ekspor Gula Semut dari Kulon Progo
- KPK Amankan Dokumen dan Barang Bukti Elektronik di Kantor Hukum Visi Law Office
- KPK Periksa Rasamala Aritonang terkait Kasus TPPU di Kasus Kementan