Soal Kabinet, 'Ring Satu' SBY Mengunci Mulut
Senin, 24 Agustus 2009 – 07:48 WIB
JAKARTA - Cara presiden incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyimpan rapat-rapat susunan kabinet baru sepertinya berhasil. Orang-orang dekat SBY di ring satu tak seorang pun yang mau memberikan keterangan kepada publik. Semuanya menyarankan minta konfirmasi langsung kepada SBY. Berbagai suratkabar maupun politisi hanya bisa menebak-nebak, siapa saja gerangan yang akan diajak SBY bergabung di Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2. Banyak nama beredar yang diperkirakan menjadi menteri dalam kabinet baru SBY. Namun semuanya mengunci mulut. Contoh saja, salah satu polling suratkabar ibukota menyebut bahwa para menteri akan diisi oleh orang-orang partai politik dari koalisi partai pendukung SBY. Ada nama mulai dari Zulkifli Hasan (PAN), Suryadharma Ali (PPP), Jafar Hafsah (Demokrat), serta puluhan lainnya. Namun belum ada keterangan resmi terkait nama-nama itu.
Sekjen DPP Partai Demokrat, Marzuki Alie, yang dimintai keterangannya, Minggu (23/8), malah mengaku tidak tahu-menahu siapa kira-kira nama-nama yang masuk dalam kabinet baru bentukan SBY. "Wah, tanya Pak SBY saja. Belum tahu soal itu," katanya.
Baca Juga:
Bukan hanya Marzuki, Juru Bicara Presiden SBY, Andi Mallarangeng yang biasanya 'cuap-cuap', malah tak mau memberi komentar sama sekali ketika ditanya soal kabinet baru SBY. "Memang belum ada bocorannya," lanjut Marzuki pula.
Baca Juga:
JAKARTA - Cara presiden incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyimpan rapat-rapat susunan kabinet baru sepertinya berhasil. Orang-orang dekat
BERITA TERKAIT
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak